5 Mitos Tentang Kanker yg di Percayai Oleh Masyarakat (No. 2 Paling Sering)
![]() |
bahaya kanker, mencegah kanker, mitos kanker |
Annsehat.com - Salah satu masalah kesehatan yang paling banyak memicu kematian dini di Indonesia adalah kanker. Masalahnya adalah banyak orang yang menerapkan gaya hidup tidak sehat sehingga lebih rentan terkena masalah kesehatan ini. Selain itu, ada banyak sekali mitos yang terkait dengan kanker yang ternyata juga tidak benar.
Demi mencegah dampak buruk atau kematian dini, kita memang harus mencegah datangnya kanker sebaik mungkin. Selain itu, kita sebaiknya juga tidak mudah mempercayai mitos-mitos yang terkait dengan kanker.
Berikut adalah mitos-mitos tersebut.
Banyak orang yang menyebut gula atau pemanis buatan layaknya sakarin, siklamat, aspartame, dan lainlain bisa memicu datangnya kanker jika terlalu sering dikonsumsi. Padahal, hingga saat ini belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan bahwa gula atau pemanis buatan memang bisa menyebabkan datangnya penyakit ini.
Selain siklamat yang masih dianggap kurang baik bagi kesehatan, pemanis buatan lainnya diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Pengaman Amerika Serikat, FDA, untuk beredar dan dikonsumsi secara umum. Hanya saja, kita juga harus membatasi konsumsinya demi menegah datangnya masalah kesehatan.
Banyak orang yang percaya jika radiasi ponsel bisa menyebabkan datangnya kanker, apalagi jika sering ditempatkan dekat dengan tubuh seperti di saku celana, saku baju, atau di bawah bantal saat kita tidur malam. Banyak orang yang sampai memilih untuk mematikan ponsel atau menempatkannya jauh dari kasur di malam hari demi mencegah datangnya kanker.
Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan kanker, namun hal ini bisanya dipicu oleh mutasi pada tingkat sel atau genetik. Radiasi ponsel biasanya cenderung sangat rendah sehingga tidak akan menyebabkan dampak sejauh itu, namun ada baiknya memang kita mematikan ponsel atau menempatkannya jaruh dari kasur kita di malam hari demi mencegah masalah tidur.
Banyak orang yang berpikir jika kanker hanya terkait dengan kondisi organ-organ atau jaringan dalam tubuh. Hal ini berarti, masalah pada gigi dan mulut biasanya tidak terkait dengan masalah kesehatan ini. Sayangnya, anggapan ini salah besar.
Dalam realitanya, mereka yang mengalami masalah gusi yang cukup parah memiliki risiko terkena kanker 24 persen lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalaminya. Hal ini terungkap dari penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of National Cancer Institute. Para peneliti dari Tuft University, Amerika Serikat menyebut penyakit gusi bisa memicu peradangan pada mulut yang berpotensi memicu datangnya kanker.
Mitos ini juga sama sekali tidak benar. Dalam realitanya, kurang tidur bisa menyebabkan dampak kesehatan yang serius bagi siapa saja, termasuk dalam hal meningkatkan risiko terkena kanker. Hal ini disebabkan oleh kacaunya sistem metabolisme tubuh, keseimbangan hormon, dan proses detoksifikasi tubuh akibat hal ini.
Sebagai contoh, penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Cancer membuktikan bahwa pria dengan usia kurang dari 65 tahun yang tidur sekitar 3 hingga 5 jam setiap hari memiliki risiko terkena kanker prostat 55 persen lebih tinggi. Bahkan, tidur kurang dari 6 jam sehari bisa tingkatkan risiko kanker usus hingga 50 persen.
Situs National Cancer Institute menyebut hingga saat ini, belum ada penelitian yang mengungkap bukti kuat tentang kaitan antara penggunaan deodorant dengan risiko kanker payudara. Hanya saja, memang ada sebagian pakar kesehatan yang menduga kandungan antiperspirant bisa memicu masalah pada jaringan payudara sehingga sebaiknya tidak kita gunakan dengan sembarangan.
Post a Comment for "5 Mitos Tentang Kanker yg di Percayai Oleh Masyarakat (No. 2 Paling Sering)"